Pernikahan: dimulai dari romantic love menuju real love

Pernikahan merupakan perjanjian yang agung (mitsaqan ghaliza) yang perjalanannya menempuh waktu seumur hidup. Maka kehidupan pernikahan perlu disiapkan dengan baik. Menurut Teori Dawn J. Liphrott LSCW, pasangan suami istri akan melalui lima tahapan dalam kehidupan pernikahannya. Lima tahap tersebut adalah romantic love, disappoinment or distress, knowledge and awareness, transformation, dan real love.

 

Romantic love merupakan masa awal pernikahan yang pada masa ini, cinta pada pasangannya adalah cinta yang menggebu-gebu. Biasanya, masa romantic love berlangsung antara 3 hingga 5 tahun pertama pernikahan. Masa romantic love merupakan masa paling membahagiakan dalam pernikahan. Tahap kedua yaitu disappoinment or distress dimana pada masa ini terlihat cela pada pasangan, mulai muncul konflik, mulai kecewa dengan pasangan, bahkan muncul perasaan menyalahkan orang-orang yang terlibat dalam pernikahnnya. Cara mengatasi fase kedua yaitu menyadari kekurangan pasangan dan segera beralih ke fase selanjutnya. Tahap ketiga dalam perjalanan kehidupan pernikahan adalah knowledge and awareness yaitu semakin mengenali kondisi pasangan. Pada tahap ini, suami / istri mulai menerima keadaan pasangan yang sesungguhnya dan “niteni” atau mengerti kebiasaan-kebiasaan dari pasangannya. Tahap ini dikenal sebagai masa ta’aruf kedua, dimana pasangan mulai mengenal kembali karakter dan tabiat yang sebenarnya. Tahap keempat yaitu transformation, tahap penerimaan yang sesungguhnya. Pada masa ini, suami / istri akan melakukan hal-hal yang mampu membahagiakan pasangannya. Selain itu, fase ini adalah fase berdamai dengan apapun atau bagaimanapun kondisi pasangan. Tahap terakhir adalah real love, yaitu cinta yang sangat mendalam. Pada masa ini, cinta pada pasangan bukanlah cinta yang menggebu seperti tahap romantic love, tetapi cintanya sejati, terdapat chemistry kesejiwaan yang benar-benar terwujud. Selain itu, tahap ini akan dipenuhi keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagian dan kebersamaan dengan pasangan.

 

Pernikahan itu sesungguhnya diawali dengan romantic love dan menuju real love. Hal itu berarti pernikahan dipupuk dengan cinta dan akan menemukan cinta kembali. Tahap kedua sampai tahap keempat merupakan masa rawan bagi pasangan suami istri karena masa itu merupakan masa ujian dan penuh konflik. Tahapan tersebut juga memungkinkan terjadi berulang-ulang dalam kehidupan pernikahan. Perceraian sering terjadi karena pasangan suami istri tidak sabar melewati tahap dua sampai empat dan perceraian biasanya terjadi pada tahap tersebut.

 

Beberapa hal penting dapat dilakukan pada setiap tahapan kehidupan pernikahan tersebut. Pertama, nikmati tahap romantic love seoptimal mungkin dan mengupayakan memperlama masa romantic love agar mendapatkan kebahagian yang lebih lama. Kedua, lalui tahap kedua secepat mungkin karena tahap ini merupakan tahap yang paling tidak menyenangkan serta muncul banyak pertengkaran dan kekecewaan. Ketiga, berusahalah sungguh-sungguh untuk memahami dan menerima pasangan. Teakhir, laluilah tahap real love sebagai masa terpanjang dalam kehidupan pernikahan. Tahap ini penuh rahmah dan cinta yang mendalam dan dewasa sehingga keadaan nyaman, tentram, dan bahagia yang terasa.

 

Selain tahapan kehidupan pernikahan, memahami bahasa cinta pasangan adalah hal penting lainnya yang perlu diperhatikan. Bahasa cinta merupakan bahasa komunikasi unik yang berbeda-beda pada setiap pasangan. Sehingga, memahami bahasa ini akan menumbuhkan komunikasi yang baik, efektif, dan tepat tehadap pasangan. Menurut Gary Chapman, terdapat lima bahasa cinta yang digunakan pasangan suami istri. (1) pasangan yang menyukai kalimat mesra, pujian, penghargaan, dan motivasi merupakan tipe yang menggunakan bahasa cinta kata-kata apresiasi. (2) Waktu berkesan. Pemilik bahasa cinta ini merasa senang jika selalu ditemani pasangan dan hal yang paling membahagiakan adalah kebersamaan dengan pasangan. (3) Hadiah. Bagi pemilik bahasa cinta ini, hadiah merupakan bentuk perhatian yang nyata. (4) Pelayanan. Suami / istri sangat senang dengan berbagai bentuk pelayanan atau bantuan yang diberikan pasangannya. (5) Sentuhan fisik. Bagaimana bahasa cinta dapat mengindahkan pernikahan? Kenali dan pahami jenis bahasa cinta pasangan serta berikan sesuai harapan. Bagi diri kita, jangan terlalu menuntut pasangan untuk selalu memenuhi bahasa cinta kita. Dengan demikian, perhatian dan pengertian terhadap pasangan dapat optimal dan kekecewan yang mungkin muncul pada diri kita terhadap pasangan akan terminimalisir.

 

1st Meet _ MS

Leave a comment